Ticker

6/recent/ticker-posts

Banyak pengguna internet belum mampu memahami dan mengelola informasi yang beredar di internet dengan baik

[GENPOSTUPDATE.ONLINE] Jakarta - Saat ini Perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat yang terpapar oleh informasi yang tidak benar. Lebih dari itu, bahkan bisa menjadi korban penipuan.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR RI, A Muhaimin Iskandar dalam acara Seminar Merajut Nusantara yang bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI yang “Pemanfaatan Tik Sebagai Sarana Menghindari Penipuan Digital” Kamis (23/03/2023)

Selain itu kata Muhaimin, Era media sosial adalah era digital yang kita hadapi bersama-sama. Perkembangan mutakhir perkembangan dunia digital yang cepat, pesat dan diluar dugaan yang luar biasa. Kita sekarang sedang berada dalam masa dimana pergerasan dunia maya ke dunia nyata dan sebaliknya. Kita akan masuk wilayah seolah-olah pada satu dunia tetapi sebenarnya kita masuk dalam dunia digital. Ini semua tantangan baru yang akan berakibat pada interaksi ekonomi, cara kerja ekonomi, hobi yang menghasilkan karakter dan hobi yang menghasilkan produktif atau tidak produktif sama sekali. Dunia digital ini didikte dengan teknologi produksi. Konsumen teknologi Indonesia sangat didikte dengan teknologi informasi.Kita menjadi konsumen yang boros untuk meningkatkan uang kita untuk mengejar keterbutuhan teknologi yang selalu diperbarui setiap saat. Oleh karena itu kita harus siap dengan tiga perangkat utama, pertama meningkatkan SDM teknologi kita, dengan meningkatkan kampus-kampus kita untuk meningkatkan produksi teknologi. Negara harus menganggarkan anggaran besar untuk meningkatkan kualitas SDM kita sehingga menjadi produsen teknologi dan bukan konsumen teknologi. Kedua, jenis, kapasitas dan teknologi. Ketika kita belum memiliki kemampuan untuk memasaknya, maka kita harus membeli. Negara harus mengejar ketertinggalan teknologi, termasuk di semua sektor yang berdekatan dengan masyarakat.  Ini merupakan tanggung jawab negara untuk menyiapkan untuk masyarakat. Ketiga adalah inovasi dan kreatifitas serta inovasi untuk memanfaatkan teknologi ini.

Sumber lainnya, Ayni Zuroh Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, memaparkan Tak bisa dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyebar ke segala sisi kehidupan. Bahkan kini hampir seluruh aspek kehidupan manusia telah terpengaruh digitalisasi. Sayangnya, banyak pengguna internet belum mampu memahami dan mengelola informasi yang beredar di internet dengan baik sehingga masih banyak masyarakat yang terpapar informasi yang tidak benar. Cara menghindari penipuan online adalah jangan memberikan informasi yang penting, selalu mengecek kebenaran, jangan beri informasi yang penting, selalu mengecek kebenaran, waspada dengan nomor telepon tak dikenal, jangan transfer ke rekening pribadi, jangan gunakan sembarang aplikasi.

Sementara, Kalamullah Ramli Pakar Telekomunikasi dan Informatika , MengatakanPerkembangan teknologi telah memungkinkan berbagai negara untuk mengembangkan potensi ekonomi digitalnya secara masif. Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi ekonomi digital yang Menjanjikan. Laporan yang dipublikasikan oleh McKinsey menyebutkan pada tahun 2025, perekonomian digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 150 miliar. Kenaikan tersebut juga diprediksikan dalam laporan yang dipublikasikan oleh Google, Temasek, dan Bain & Co (USD 130 Miliar) karena adanya adopsi penggunaan pembayaran digital oleh semua sektor. Meski demikian, perkembangan potensi ekonomi digital berkembang seiring dengan potensi kejahatannya. Consultative Group to Assist the Poor (CGAP) menunjukkan bahwa 83% dari sampel penelitiannya di Filipina merupakan target penipuan telepon genggam, dimana 17% dari sampel tersebut kehilangan uang dari penipuan tersebut. Lebih lanjut, 27% dari sampel penelitian CGAP di Tanzania merupakan target penipuan dan 17% dari sampel penelitian tersebut merugi. Kasus-kasus penipuan berbasis telepon seluler juga terjadi di Indonesia. Kasus ini seringkali dikenal sebagai penipuan dengan teknik rekayasa sosial. Penipuan dengan teknik rekayasa sosial dilakukan dengan menembus keamanan jaringan melalui penutupan pengguna untuk mendapatkan informasi rahasia. Secara umum, teknik ini memanfaatkan psikologi korban dan menargetkan pengguna yang tidak memahami pentingnya melindungi data pribadi dan menjaga keamanan informasi rahasia lainnya. Meski tidak menggunakan kemampuan teknik yang kuat, penipuan dengan teknik rekayasa sosial terjadi pada berbagai teknologi industri, informasi dan komunikasi di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, peningkatan literasi pengguna digital dan kerjasama berbagai pemangku kepentingan menjadi hal yang fundamental. Masyarakat sebagai pengguna teknologi diharuskan memiliki kompetensi keamanan digital yang cukup. Sementara pihak pemerintah dan pelaku industri dapat bekerja sama untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan inklusif. Kajian ini disusun untuk penahanan jenis penipuan dengan teknik rekayasa sosial yang terjadi di industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, serta memberikan panduan dan rekomendasi yang dapat diupayakan oleh para pemangku kepentingan yaitu: pelaku industri, pemerintah dan regulator, akademisi, organisasi masyarakat, dan para individu pengguna teknologi peningkatan literasi pengguna digital dan berbagai pemangku kepentingan menjadi hal yang fundamental. Masyarakat sebagai pengguna teknologi diharuskan memiliki kompetensi keamanan digital yang cukup. Sementara pihak pemerintah dan pelaku industri dapat bekerja sama untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan inklusif. Kajian ini disusun untuk penahanan jenis penipuan dengan teknik rekayasa sosial yang terjadi di industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, serta memberikan panduan dan rekomendasi yang dapat diupayakan oleh para pemangku kepentingan yaitu: pelaku industri, pemerintah dan regulator, akademisi, organisasi masyarakat, dan para individu pengguna teknologi peningkatan literasi pengguna digital dan berbagai pemangku kepentingan menjadi hal yang mendasar. Masyarakat sebagai pengguna teknologi diharuskan memiliki kompetensi keamanan digital yang cukup. Sementara pihak pemerintah dan pelaku industri dapat bekerja sama untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan inklusif. Kajian ini disusun untuk penahanan jenis penipuan dengan teknik rekayasa sosial yang terjadi di industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, serta memberikan panduan dan rekomendasi yang dapat diupayakan oleh para pemangku kepentingan yaitu: pelaku industri, pemerintah dan regulator, akademisi, organisasi masyarakat, dan para individu pengguna teknologi Sementara pihak pemerintah dan pelaku industri dapat bekerja sama untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan inklusif. Kajian ini disusun untuk penahanan jenis penipuan dengan teknik rekayasa sosial yang terjadi di industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, serta memberikan panduan dan rekomendasi yang dapat diupayakan oleh para pemangku kepentingan yaitu: pelaku industri, pemerintah dan regulator, akademisi, organisasi masyarakat, dan para individu pengguna teknologi Sementara pihak pemerintah dan pelaku industri dapat bekerja sama untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan inklusif. Kajian ini disusun untuk penahanan jenis penipuan dengan teknik rekayasa sosial yang terjadi di industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, serta memberikan panduan dan rekomendasi yang dapat diupayakan oleh para pemangku kepentingan yaitu: pelaku industri, pemerintah dan regulator, akademisi, organisasi masyarakat, dan para individu pengguna teknologi.

Posting Komentar

0 Komentar